Selasa, 21 Februari 2012

Pesta Wirausaha TDA 2012

Smesco Tower di Kawasan Gatot Soebroto, Jakarta
Sejak PT KAI menghapuskan tiket berdiri, tiap kali memilih perjalanan kereta api, aku memilih yang kelas ekonomi saja. Seperti kali itu, ke Jakarta dengan kereta api Progo PP Purwokerto-Jakarta Pasar Senen. Tiketnya cuma 35.000. Tapi, untuk mendapatkan tiket PP, harus dua kali aku ke stasiun dua kali, yakni pagi hari H-7 sebelum keberangkatan dan pagi hari H-7 sebelum kepulangan. Kenapa? Karena kalau misalnya pesan tiket pulangnya di H-7 sebelum keberangkatan, maka penjualan tiket untuk pulang belum dibuka, karena kereta api baru membuka penjualan tiket H-7 untuk kelas ekonomi (kecuali kereta bisnis dan eksekutif, H-40 mereka). Nah, kalau beli tiketnya H-7 sebelum kepulangan, maka bisa-bisa tiket berangkat sudah ludes.

Lima menit saja dari House of L22 markasku di Purwokerto yang biasa ditumpangi oleh teman-teman dari kota mana saja itu sampailah aku di stasiun Purwokerto. Jam 20:10 sampai di stasiun, menuju ke mushola yang terletak di ujungsisi kanan pintu masuk penumpang untuk sholat Isya, pas keluar mushola, kereta Progo dengan jadwal keberangkatan 20.17 & Jadwal tiba 02.12 merangsek masuk ke jalur 2.


Bersama dengan anak-anak Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) yang akan pulang kota (baca : pulang kampung ke Jakarta) kereta melesat ke arah kanan dari pintu kedatangan penumpang stasiun +75 itu. Perjalanan lancar, dibilang delay ya enggak deh kayaknya, karena jam setengah tiga dinihari aku sudah turun di Stasiun Jatinegara.

Acara Pesta Wirausaha dimulai jam 09.00, tempatnya di SMESCO Tower, jalan Gatot Soebroto, aku transit dulu di rumah kontrakan kawanku, Soeparno, di daerah pisangan, 5 menit saja berkendara dari Stasiun Jatinegara. Setelah sarapan dan obral-obrol banyak tentang bisnis masing-masing, karena Parno yang adik kelasku semasa di SMA 2 Purwoekerto itu mendaftar juga di Pesta Wirausaha, maka kita berangkat bareng (baca: aku nebeng dia) ke SMESCO Tower.



Pesta Wirausaha ini sebetulnya semacam pameran + ada acara parade wirausahawannya. Penyelenggaranya adalah Komunitas TDA (Tangan Di Atas), komunitas entrepreneur kelas mid-end terbesar di Indonesia, acara ini diadakan untuk jadi puncak acara hari jadi komunitas yang anggotanya ada dimana-mana di Indonesia yang tahun ini menginjak tahun ke-6.

Chairul Tanjung


Siapa saja wirausahawan yang berparade di Pesta ini? Hari pertama diawali oleh Chairul Tanjung dari Para Grup, pemilik Trans Coorporation, Bank Mega, 40% Saham Carefour dan entah apalagi lainnya. Diantara speaker yang lain, menurutku beliau yang penyampaian dan yang disampaikannya paling memukau, diantara yang disampaikan adalah tentang membaca trend ke depan agar bisa membeli masa depan dengan harga saat ini (buy the future with the present value). Di penghujung penyampaian materi, Chairul Tanjung menyematkan penghargaaan kepada 3 wirausaha muda paling inovatif & merogoh kocek dari kantongnya sendiri untuk uang pembinaan, masing-masing 25.000.000, 15.000.000 dan 10.000.000. Wuidih enak ya jadi orang kaya...

Disela break, yang tampil berikutnya adalah Happy Trenggono. Pengusaha kawakan dari pekalongan yang sekali membuka perkebunan paling tidak 500.000 M terpakai. Kalau enggak kenal beliau, ya kebangetan lah. Beliau yang mempopulerkan slogan "Beli Indonesia", ya, beliau salah satu Mahatma Gandhi-nya Indonesia. Miris ketika Pak Heppy memaparkan bagaimana kehebatan N250 rancangan Habibie & timnya di IPTN, itu pesawat bukan ecek-ecek, pesawat canggih yang dipersiapkan untuk masa depan & di costumize cocok dengan kondisi kedirgantaraan Nusantara. Tapi lah eh demi Boeing & Airbus laku, Presiden Soeharto mau saja ketika disuruh oleh IMF menutup itu IPTN yang saat itu bernama PTDI. "Kalau pesawat kita diketahui dunia kualitasnya, lalu berbondong-bondong dari berbagai negara memesan, maka terkenallah bukan cuma industri pesawat kita, tapi juga mobil kita, kereta api kita, sepeda motor kita akan diakui kualitasnya & diburu dunia", itu pemaparan Pak Heppy tentang alasan besar kenapa PTDI ditutup.

Sandiaga S. Uno

Selanjutnya yang naik ke panggung adalah pengusaha muda yang menjadi salah satu orang terkaya di dunia : Sandiaga S. Uno. Yang disampaikan & didiskusikan di sesi ini adalah tentang membangun bisnis jangan seperti lari sprint, tapi marathon. Maklum, Bang Sandi ini pelari, seminggu berapa kali dia lari pagi di senayan, dah entah berapa banyak kejuaraan marathon yang ia ikuti.

Tampil berikutnya adalah Jamil Azzaini, pentolan Kubik, siapa sih yang enggak kenal beliau. Setelah Jamil Azzaini, inidia man of the match : Meneg BUMN, Dahlan Iskan.

Dahlan Iskan

Fadly padi menyelingi sesi acara sebelum dilanjutkan oleh Mas Arif Budiman dari Jogja, pemilik advertising PetakUmpet yang sukses menyabet ratusan penghargaan.

Fadly Padi

Selesai acara workshop, sebelum pulang aku sempatkan jalan-jalan di lantai bawah, lantai pameran. Tapi karena waktu yang mepet, jadi cuma sepertiga bagian aja yang kechandak, sisanya kahirnya berhasil digerayangi satu persatu keesokan harinya.

Pulang tidak langsung pulang, tapi business visit dulu ke Depok, ada sebuah TK franchisan dari Batam yang lagi syukuran, mau persiapan pendirian. Wah mantep, dapat ilmu banyak disana.

Selesai acara kunjungan ke TK itu, selanjutnya pulang.

Keesokan harinya ke Smesco Tower lagi. Kali ini enggak setelat kemarin datangnya, Merry Riana mengisi sesi pertama, dan kita dapat tempat duduk di baris kedua dari puluhan baris ke belakang. Lumayan.

Merry Riana
Selesai Merry Riana, yang tampil berikutnya adalah Arnold Sebastian. Pemuda Belanda yang sedang main ke Indonesia dan akhirnya sukses dengan Tokobagus.com. Selesai Arnold sebastian yang berikutnya tampil adalah Jokowi, walikota legendaris dari solo.

Jokowi

Selesai Jokowi, Giliran Nukhman Luthfi, pakar internet marketing yang siapa si yang enggak kenal beliau. Dan akhirnya acara dipungkasi dengan duet Mas Mono & Unstadz Yusuf Mansyur. Mantep ini ustadz closingnya.

Acara selesai, jalan2 di pameran sebentar, langsung mengejar kereta 20:35 by Progo dari Stasiun Pasar Senen. Dan menjelang shubuh aku sudah di Purwokerto lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar