Minggu, 19 Februari 2012

Trip Sejarah Kota Malang


Asyeek... ke Malang lagi. Kali ini dapat undangan dari teman-teman Komunitas Blogger Malang "BloggerNgalam" yang sedang memperingati hari jadinya yang ke-4. Tema yang diusung dalam perhelatan yang mengundang dari Perwakilan Blogger Nusantara dan Komunitas Blogger-Blogger dari berbagai daerah di Indonesia ini adalah "Mengenang Sejarah, Memajukan Budaya".

Dengan bus Rosalia Indah Purwokerto-Malang, aku dan kawanku Deni berangkat jam 15.15 dari Stasiun Purwokerto. Ada beberapa pilihan moda transportasi ke Malang kalau dari Purwokerto, Bus sendiri ada Handoyo, Xena dan Rosalia Indah yang kesemuanya Patas AC. Rosalia Indah sendiri ada tiga pemberangkatan, jam 08.00 pagi, jam 15.15 dan jam 16.00. Tiket Rosalia 110.000.

Kalau kereta, ada KA Gajayana kelas Eksekutif, Kereta dari Jakarta ini melewati Stasiun Purwokerto sekitar jam 22.00.

Bus Rosalia Indah yang aku naiki Berhenti di Agen Jogja dekat Bandara

Sampai di Malang menjelang Shubuh, ogah masuk terminal Arjosari, kita shubuhan di Mushola SPBU samping terminal. Begitu turun bis, langsung terlihat kok SPBU itu. Musholanya representatif, maksudnya representatif : tidak ada tulisan dilarang tidur disini, jadi bisa lah buat selonjoran sambil menunggu jemputan.

Karena jemputan dari panitia tidak kunjung datang, akhirnya kita naik angkot. Angkot di Malang kodenya adalah Inisial trayek, bukan nomor seperti di kota-kota lain. Misalnya ada angkot AL, berarti itu Angkot Jurusan Arjosari-Landung, ada juga ADL, BNS, ABG dll... Kalau yang kita naiki kemarin angkot berkode AG. Sesuai sms petunjuk dari panitia, kita turun di daerah Bela Negara Lapangan Rampal, yang ternyata adalah sebuah markas kesatuan militer. Disitulah kita menginap, asramanya bersih dan nyaman, walau semua peserta dijadikan satu barak  yang berisi puluhan ranjang (barak cewe & cowo dipisah loh).

Acara pertama adalah workhsop. Workshop yang berlangsung hampir seharian dilangsungkan di Aula STIE Malangkucecwara, kampus antik, berasa di keraton Majapahit. Farid Gaban si "penjelajah Nusantara dengan bersepeda motor" ikut ambil bagian dalam workshop hari itu.

Di trotoar Bela Negara (Lapangan Rampal)

Taman di dalam Kampus STIE Malangkucecwara

Blogger dari Berbagai Penjuru
Selesai acara, malamnya adalah kendurian & sharing-sharing. Ada juga acara potong tumpeng, Bukan karena lapar, tapi aseli tumpeng HUT BloggerNgalam ini emang enak. Nasinya Gurih, Lauknya mantep, jangankan ayamnya, bahkan tahunyapun sayang untuk disisakan. Dan di sesi malam itu, masing-masing komunitas berbagi tentang komunitasnya giliran satu persatu sampai akhirnya aku mendahului tidur duluan sebelum acara ditutup. Hehe...

Tumpeng HUT BloggerNgalam, Komunitas Blogger Malang

Hari kedua, harinya outdoor. Saat trip Sejarah yang dijanjikan panitiapun tiba, destinasi pertama adalah Balaikota Malang.Terus dilanjutkan ke Tugu di depan balaikota. Tugu yang dikelilingi kolam dengan tanaman teratai lebat dipermukaan airnya.

Jadi ingat tebak-tebakkan semasa di Bogor dulu pas Ke Kebun Raya yang mana disana juga ada kolam teratai : Tanaman-tanaman apa yang kalau kita ada dibawahnya selama satu jam kita akan mati? Jawab : teet... Teratai. Iyalah, bawahnya teratai kan air.

Tugu ini menjadi saksi betapa egaliternya Soekarno. Ketika itu Soekarno datang ke Malang untuk meresmikan tugu ini. Ini tugu memang kecil, tapi tugu bukan sembarang tugu, kepercayaan diri warga malang terletak pada kokoh berdirinya tugu ini, karena saat itu Belanda kewalahan tidak bisa menaklukan Malang, lalu setelah mengetahui rahasia letak kekuatan kepercayaan diri warga Malang, maka tugu ini di bom, dan betul Malang takluk, sampai kemudian tugu ini dibangun lagi dan diresmikan oleh Presiden Soekarno saat itu.

Saat peresmian, dari langit turun Hujan. Oleh panitia peresmian, Soekarno dibawa ke lantai dua gedung balaikota, dan dari atas balkon itulah Soekarno diminta pidato. Tapi soekarno tidak mau, dia memilih turun, pidato berdiri di atas drum yang ditaruh disamping tugu, hujan-hujanan bersama rakyat.

Itu baru pemimpin.....

Bersama Tour Guide di Balaikota Malang



Tugu Kewibawaan Warga Malang



Jembatan Tua "Kahuripan"








Setelah perut mendendangkan lagu keroncong kemayoran akhirnya aku sambangi kakek-kakek bakul singkong melepuh. Lembut, mekar, enak, ada sambelnya pula, harganya 5rban saja. Setelah tadi melewati Jembatan Kahuripan dengan segepok ceritanya yang dibawakan oleh Pak Guide, terus melewati gedung kembar yang salah satu gedungnya sudah diperkosa billboard besar milik provider tertentu, lalu tibalah di toko Oen.

Toko roti milik orang Tionghoa yang sudah turun temurun tetap menjaga kualitas dan konsistensi rasanya. Disini kita cuma nonton orang makan saja, enggak beli apapun, hehe. Dari toko Oen, kita lanjut ke alun-alun. Ketemu simbah bakul peyek, peyek tapi manis, seribuan. Ada juga tahu beleh, mirip tahu petis, bedanya isinya sambel kacang.

Muter-muter di alun-alun, kita diangkut lagi oleh panitia ke destinasi selanjutnya : Museum Brawijaya.

Singkong Melepuh


Toko Oen



Tahu Beleh, mirip tahu petis tapi isinya sambel kacang



Darisini aku jadi tahu, Malang itu memang kaya dengan peninggalan sejarah. Semua Kodam itu titik asalnya dari Malang ini, Kodam Brawijaya. Pantas saja ada patung Bapak TNI yang notabenenya orang Banyumas, Soedirman ada di depan museum.

Bukan cuma itu, sejarah kelahiran dan kebesaran Majapahit, Negara Nusantatra ke-2 kita juga sangat erat kaitannya dengan kota ini. Pengen tahu sejarah lengkapnya, main saja ke kota ini.

Dipan Panglima Soedirman


Gerbong Maut : 100 pejuang diangkut di gerbong ini, 64 gugur di perjalanan

Komputer Tempo Dulu, Keluaran IBM


Museum-Resto "Inggil"
Makan siang di Museum-Resto "Inggil" menjadi puncak trip sejarah kita. Museum ini terletak tidak jauh dari balaikota, bisa jalan kaki kok, paling 300 meteran. Disini ada sajian menu masakan, ada koleksi peninggalan sejarah, ada juga souvenir yang boleh dibeli, komplit.

Karena aku termasuk peserta yang enggak rajin-rajin amat, baru setengah jalan acara, aku mengendap-endap agar tidak ditanyain panitia : kabur... Matos alias Malang Town Square destinasiku. Ada kawan baik yang menungguku disana, sekalian pengen liat mall nya Malang, segedhe apa si?

Puas di Matos, aku turun tangga dan tanya-tanya orang arah terminal. Cari saja angkot jurusan Arjosari, tapi jangan kemalaman, maka terminal bisa kita jangkau. Tapi aku masih ingin berkelana, sekalipun sudah diumumkan panitia tadi kalau kereta sudah habis, aku tetap ingin ke stasiun dulu : memfoto jadwal. Dari stasiun, lanjut lagi angkot ke terminal.









 


Stasiun Malang Kota Baru
Sampai di terminal Arjosari yang cukup nyaman, bersih, tidak riweh dan tidak terlalu banyak calo, aku leluasa untuk berjalan masuk, sampai ke baris pertama deretan keberangkatan bus, disitu banyak orang bergerombol. itulah track keberangkatan bus patas AC ke Surabaya. Dua jam perjalanan, dengan tiket 15ribu, sampailah aku di terminal Bungurasih, Surabaya. Disini aku menginap di kios salah satu kawan blogger, sambil menunggu pagi, karena KA Logawa dari Jember baru sampai Surabaya jam 09.00 pagi keesokan harinya.

Sampai jam 02.00 dinihari aku menikmati suasana sekeliling terminal di sebuah coffeshop (baca : warung kopi) sambil ngobrol ngalor ngidul. Setelah shubuhan, bangun, bergegas menyetop angkot yang ke arah Stasiun Wonokromo. Setengah jam diangkot, kita sudah tidak lagi di Bungurasih, sudah di Wonokromo, sarapan nasi pecel sambil menunggu KA Logawa datang.

Deretan Kios-Kios di Terminal Bungurasih

Pasar Baru Wonokromo



Di atas KA Logawa bersama trio simbah kocak yang pandai ngelawak

Khatam Perjalanan, Khatam Buku "Tjokroaminoto"
Perjalanan pulang di atas KA Ekonomi Logawa tujuan akhir Purwokerto dengan tiket 36.000 ini aku ditemani dengan tiga orang nenek-nenek kocak, seorang ibu dan anaknya yang ndut + buku yang aku beli di Matos kemarin : Tjokroaminoto, Guru Para Pendiri Bangsa terbitan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG). Bukunya khatam di atas kereta, untung sudah khatam, karena keesokan harinya sudah raib dikamarku, sampai hari ini belum ada yang mengaku mengambil. Entah.. misteri...

Fyi : KA Logawa dari Surabaya sampai Purwokerto atau sebaliknya itu seharian, jangan sungkan sholat di atas kereta, karena kita tidak punya waktu yang cukup untuk sholat turun dari kereta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar